MANADO-Ulet mengelola usahanya ‘Coto Maros Manado’Herianto tak pernah menyangka,omzet penjualan cotonya mencapai Rp 400 juta perbulan.
Kisah Sukses Herianto pengusaha Coto Maros Manado berawal dari keputusannya mengikuti Festival Kuliner hingga banyak yang meminta ia buka tempat coto.
“Ada yang tanya, pak rumah makannya di mana? Padahal waktu itu belum ada tempat,” kata Herianto dikutip dari laman Tribun Manado dilansir Vedianews ,Selasa (9/03/2021).
Berkat dorongan para pelanggan baru itu, ia pun nekat membuka usaha Coto Maros di Kawasan Megamas Manado.Tempatnya strategis. Pelanggan mulai banyak.
Saat usaha rintisan mulai naik cobaan datang. Bencana banjir bandang di awal tahun 2014 mendera. Heri menelan banyak kerugian.
“Peralatan banyak yang rusak. Saya putuskan berhenti dulu sementara,” kata Heri yang mengadu nasib di Manado sejak tahun 1999
Di saat vakum, Heri banyak berpikir dan menata ulang rencana bisnis. Salah satunya ialah memilih tempat yang cocok.
Akhirnya ditemukanlah lokasi di mana Coto Maros Paniki saat ini. Lima tahun lalu, Heri bilang, kawasan itu belum terlalu ramai seperti selatang.
Ketekunan pasti berbuah keberhasilan. Setiap pelaku usaha tentu punya tantangan rintangan.
“Kita sudah memulai, tentu kita harus siap segala konsekuensinya. Jalani sambil belajar,” kata Heri.
Lambat laun, warung Coto Maros Heri kian populer. Dari pelanggan puluhan orang, menjadi ratusan orang yang datang setiap hari.
Katanya, sebenarnya Coto Maros dan Coto Makassar serupa tapi tak sama. Pembedanya pada resepnya. “Penikmat coto pasti bisa membedakan,” jelasnya.
Seiring waktu, usahanya kian besar. Karyawannya kini 20-an orang yang melayani di dua cabang. Omset usaha Coto Maros Rp 400 jutaan per bulan.
Dikuti dari laman Tribun Manado dilansir Vedianews,apa yang istimewa dari Heri, di saat ekonomi tengah tertekan akibat pandemi Covid-19, ia malah membuka gerai baru di Bahu, Malalayang.
“Ini karena permintaan pelanggan saya dari Malalayang. Kadang mereka kalau ke Mapanget, pas sampe coto habis,” ujarnya.
Herianto pun tak sungkan berbagi kiat sukses bpiiertahan di tengah pandemi. Kuncinya adaptasi dan inovasi.
Di saat pembatasan jam operasional, Heri membuka warung cotonya lebih pagi.
“Sebelum pandemi saya buka paling cepat jam sebelas siang dan tutup jam satu malam. Sekarang, kita buka lebih pagi. Durasinya tetap dapat,” katanya.
Ia bersyukur tak merumahkan karyawannya meskipun kondisi sulit di tengah pandemi.
Salah satu alasan ia membuka cabang di Malalayang biar karyawannya bisa diberdayakan.
“Memang kita melakukan penyesuaian-penyesuaian ya biar bisa bertahan di kondisi ini,” jelasnya.
Heri bilang, kunci sukses dalam berusaha harus fokus pada tujuan. Selain itu jeli melihat peluang dan berani mengambil keputusan.
Adapun harga jual Coto Maros,Manado yang dipatok Heri yakni, Coto Campur Rp 20.000
,Coto Daging Rp 25.000,Coto Daging ,Hati ,Limpah Rp 25.000,Coto Porsi Setengah Rp 15.000 dan Air Coto Rp 10.000(*/Irmus)
Sumber : Tribun Manado
Foto : You Tube Hangout With Ines
Komentar